Thursday, 11 December 2014

RINGKASAN JURNAL

KOMBINASI PROSES PRESIPITASI DAN ADSORPSI
KARBON AKTIF DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
Eka Wardhani, Mila Dirgawati, dan Ima Fauzia Alvina
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional Bandung
Jalan PHH Mustopha, Bandung


ABSTRAK

Limbah cair industri penyamakan kulit termasuk ke dalam B3 karena mengandung unsur Krom (Cr) yang berasal dari penambahan senyawa Krom sulfat pada proses tanning (penyamakan).Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengolahan yang efektif untuk menyisihkan parameter pencemaran pada air limbah penyamakan kulit. Penelitian ini menggunakan kombinasi proses presipitasi kimia dan adsorpsi untuk menyisihkan parameter pencemar yang terdapat dalam air limbah industri penyamakan kulit. Sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah batch, dengan presipitan yang digunakan yaitu senyawa alkali NaOH dan karbon aktif tempurung kelapa sebagai adsorben. Berdasarkanhasil penelitian kombinasi proses presipitasi kimia dan adsoprsi karbon aktif efektif menyisihkan parameter pencemar pada air limbah industri penyamakan kulit dengan efisiensi penyisihan yaitu 97,98 % untuk TSS, 97,35% untuk BOD5, 98,03% untuk COD, 99,67% untuk Krom total (Cr). Efisiensi penyisihan tersebut diperoleh setelah air limbah industri penyamakan kulit tersebut diolah dengan menggunakan proses presipitasi kimia dengan menggunakan presipitan alkali NaOH pada pH optimum 9 serta proses adsorpi karbon aktif dengan jenis adsorben yang dipergunakan adalah tempurung kelapa seberat 0,5 gram dengan waktu kontak 5,5 jam. Konsentrasi akhir pencemar utama yaitu TSS sebesar132 mg/L, BOD5 sebesar 12,6 mg/L, COD sebesar 16 mg/Ldan Krom total sebesar 0,08 mg/L telahmemenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang disyaratkan sehingga air limbah aman untuk dibuang ke badan airpenerima.Kata kunci: Sukaregang Garut, penyamakan kulit, presipitasi, dan adsorpsi.


PENDAHULUAN

Kecamatan Sukaregang Kabupaten Garut merupakan pusat industri penyamakan kulit di Provinsi Jawa Barat yang membuang limbah cair ke Sungai Ciwalen. Sungai Ciwalen merupakan anak Sungai Cimanuk yang melintasi sentra industri penyamakan kulit di Kabupaten Garut yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan domestik, perikanan dan pertanian sehingga peningkatan pencemaran terhadap sungai tersebut berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengolahan yang efektif untuk menyisihkan parameter pencemaran pada airlimbah penyamakan kulit. Tahap penelitian ini merupakan pengukuran konsentrasi parameter air limbah penyamakan kulit berdasarkan baku mutu SKGubernur TK 1 Jawa Barat No. 6 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri di Jawa Barat. Analisa karakteristik air limbah penyamakan kulit dilakukan oleh Laboratorium Pengelolaan Kualitas Lingkungan PDAM Kota Bandung dengan tujuan supaya diperoleh data yang akurat. Data kadar Cr dari hasil pengukuran dianalisis dengan bantuan komputer sehingga diperoleh nilai efisiensi pengolahan optimum untuk variasi pH, berat karbon aktif, dan waktu kontak. 

METODA

Proses Presipitasi : Penelitian ini dilakukan dengan variasi Ph larutan mulai dari pH 7, 8, dan 9 dengan menggunakan senyawa alkali NaOH 10% sebagai presipitan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penelitian ini yaitu memasukan 500 mL limbah cair ke dalam gelas kimia 1000 mL, lalu menambahkan NaOH 10% sampaipH air limbah menjadi 7. Selanjutnya dilakukan pengadukan dengan menggunakan stirrer lengkap dengan pengaduk magnetik hingga kecepatan 50 rpm selama 20 menit. Langkah selanjutnya yaitu mendiamkan air limbah tersebut selama 24 jam sehingga diperoleh supernatan (cairan) dan natan (endapan). Supernatan yang terbentuk diambil menggunakan pipet ukur dan pisahkan untuk pengukuran konsentrasi parameter pencemar, dengan cara yang sama lakukanuntuk variasi Ph 8 dan 9.

Proses Adsorpsi : Penelitian adsorpsi ini menggunakan karbon aktif tempurung kelapa dengan variasi penelitian yang dilakukan adalahberat karbon aktif dan waktu kontak.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penelitian ini yaitu150 mL sampel air limbah di masukan ke dalam dalam3 buah erlenmeyer 250 mL dan di tambahkan karbon aktif tempurung kelapa dengan berat 0,5 gram pada masing-masing erlenmeyer. Tempatkan erlenmeyer tersebut pada shaker untuk dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan konstan sebesar 100 rpm dalam waktu 0,5 jam; 2,5 jam; dan 5,5 jam. Setelah selesai, pisahkan sampel dari karbon aktif lalu lakukan pengukuran konsentrasi parameter pencemar. Dengan langkah yang sama, lakukan variasi berat karbon aktif 1,5 gram dan 2,5 gram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan organik yang terdapat pada limbah cair dapat teroksidasi secara kimia baik yang dapat didegramadasi secara biologis maupun yang sukar terdegradasi.

KESIMPULAN
Berdasarkanhasil penelitian kombinasiproses presipitasi kimia dan adsoprsi karbon aktifefektif menyisihkan parameter pencemar pada airlimbah industri penyamakan kulit, hal ini telihatdari efisiensi yang dihasilkan dari kombinasiproses tersebut telah melebihi efesiensipengolahan yang dibutuhkan.Konsentrasi akhirpencemar utama yaitu TSS sebesar132 mg/L, menggunakan presipitan alkali NaOH pada pH optimum 9 serta proses adsorpi karbon aktif dengan jenis adsorben yang dipergunakan adalah  BOD5 sebesar 12,6 mg/L, COD sebesar 16 mg/Ldan Krom total sebesar 0,08 mg/Ltelahmemenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang disyaratkan sehingga air limbah aman untukdibuang ke badan air penerima. Penurunanefisiensi tersebut diperoleh setelah air limbahindustri penyamakan kulit tersebut diolah dengan menggunakan proses presipitasi kimia dengan Berdasarkanhasil penelitian kombinasi proses presipitasi kimia dan adsoprsi karbon aktif efektif menyisihkan parameter pencemar pada airlimbah industri penyamakan kulit, hal ini telihat dari efisiensi yang dihasilkan dari kombinasi proses tersebut telah melebihi efesiensi pengolahan yang dibutuhkan.Konsentrasi akhir pencemar utama yaitu TSS sebesar132 mg/L, BOD5 sebesar 12,6 mg/L, COD sebesar 16 mg/Ldan Krom total sebesar 0,08 mg/Ltelah memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang disyaratkan sehingga air limbah aman untuk dibuang ke badan air penerima. Penurunan efisiensi tersebut diperoleh setelah air limbah industri penyamakan kulit tersebut diolah dengan menggunakan proses presipitasi kimia dengan tempurung kelapa seberat 0,5 gram dengan waktu kontak 5,5 jam. 


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Endro, dan Oktiawan. Pengurangan Chrom(Cr) dalam Limbah Cair Industri Kulit pada Proses Tannery menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3.” Bogor dan Semarang: Institut Pertanian Bogor dan Universitas Dipenogoro, 2009.

Benefield, Larry D., and Judkins, J. R., Joseph, and Weand, Barron, L. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment. PrenticeHall, Inc. Englewood Cliffs, N.J. (1982).

Puspita, Diana. “Penurunan Konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) Pada Limbah Laundry dengan Menggunakan Reaktor Biosand Filter Disertai dengan Reaktor Activated Carbon.” Tugas Akhir,Yogyakarta: Program Studi Sarjana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia, (2008).

RINGKASAN ARTIKEL ILMIAH

Model Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi dengan Mempertimbangkan Keputusan Kompetitor
Ahmad Rusdiansyah, Rescha D. A. Putri, Nia Puspitasari


Abstrak
Dalam bisnis penerbangan saat ini persaingan antara airlinesis sangat ketat. Keputusan penetapan harga dari maskapai penerbangan akan mempengaruhi secara signifikan permintaan dan pendapatan maskapai lainnya. Penelitian ini mengembangkan model Manajemen Pendapatan Airline (ARM). Kami membangun model ARM di bawah lingkungan yang kompetitif. Model ini mempertimbangkan perubahan tiket pesaing untuk dua penerbangan paralel dan harus dibuat berdasarkan waktu dan persediaan kursi. Secara khusus, kami mengembangkan model pemrograman dinamis untuk mendapatkan harga tiket yang optimal berdasarkan sisa kursi, sisa waktu, serta perubahan harga pesaing tiket untuk menghasilkan harapan pendapatan yang maksimal. Penelitian ini dilakukan serangkaian skenario percobaan numerik untuk menunjukkan perilaku model dengan harapan pendapatan.
Kata kunci: Manajemen Airline Pendapatan, harga dinamis, pemrograman dinamis, diharapkan pendapatan.


Pendahuluan

Perkembangan industri penerbangan turut me-ningkatkan tingkat persaingan antar maskapai. Persaingan yang ketat mendorong maskapai pe-nerbangan untuk mampu merumuskan strategi dalam memaksimalkan pendapatannya. Kebijakan pengelolaan permintaan serta seluruh metodologi dan sistem yang dibutuhkan untuk membuatnya dengan tujuan memaksimalkan pendapatan disebut revenue management (RM) (Tallury dan Ryzin [13]). Penerapan revenue management di maskapai pener-bangan disebut dengan Airlines Revenue Management (ARM). ARM yang diterapkan di maskapai pener-bangan dengan tujuan untuk memaksimalkan pen-dapatan melalui pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara optimal.

Dynamic pricing adalah sebuah strategi dalam ARM yaitu berupa pengaturan penetapan harga yang ber-tujuan untuk meningkatkan pendapatan maskapai penerbangan. Penggunaan dynamic pricing sangat tepat untuk diterapkan pada industri penerbangan yang memiliki karakteristik harga tiket pesawat ter-bang yang dinamis. Pada dynamic pricing ada beberapa strategi pene-tapan harga yang dapat dilakukan oleh maskapai penerbangan. Park dan Seo [9] meneliti mengenai strategi penetapan harga secara dinamis oleh mas-kapai penerbangan dengan mempertimbangkan customer choice behavior.



Metode Penelitian
1.     Formulasi Model
2.   Model pada Event t < T+1
3. Model pada Kondisi Sisa Kursi Penerbangan A Sudah Habis namun Penerbangan B Masih Ada (nA=0, nB>0)
4. Model pada Kondisi Sisa Kursi Penerbangan A Sudah Habis namun Penerbangan B Masih Ada (nA=0, nB>0)
5. Model pada Kondisi Sisa Kursi Kedua Pener-bangan Masih Ada (nA>0, nB>0)

Hasil dan Pembahasan

1.     Percbaan numerik : Untuk menguji model yang telah dikembangkan di-lakukan percobaan numerik dengan parameter awal.
2.  Percobaan Numerik untuk Penerbangan A Sebagai Follower Kompetito : Pada percobaan numerik ini dilakukan percobaan scenario pembukaan kelas harga oleh maskapai B (kompetitor) yang kemudian akan diikuti oleh mas-kapai A (follower) dengan tiga skenario pembukaan kelas harga.
3.    Percobaan Numerik untuk Penerbangan A sebagai Perespon Kompetitor : Pada percobaan numerik ini, penetapan harga oleh maskapai B direspon oleh maskapai A dengan kom-binasi perubahan kelas harga yang berbeda-beda. Dapat dikatakan, skenario ini merupakan skenario perespon terhadap harga kompetitor.
4.    Percobaan Numerik untuk Penerbangan A dengan Variasi Periode Pembukaan Kelas Harga  : Pada percobaan numerik ini dilakukan perhitungan ekspektasi pendapatan untuk maskapai A dengan variasi periode pembukaan kelas harga maskapai A.
    5.     Percobaan Numerik untuk Penerbangan A dengan Variasi Kedatangan Calon              Penumpang : Pada percobaan numerik ini dilakukan perhitungan ekspektasi               pendapatan untuk maskapai A dengan mempertimbangkan faktor kedatangan          calon penumpang. Percobaan numerik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh      dari kedatangan calon penumpang dalam setiap periodenya terhadap eks-                  pektasi  pendapatan yang dihasilkan.

Simpulan
    Penelitian ini mengembangkan model dynamic pricing pada dua maskapai penerbangan (maskapai A dan B) yang saling bersaing berbasis persediaan kursi dan waktu dengan mempertimbangkan peru-bahan harga kompetitor. Penetapan harga dengan bertindak sebagai follower dan perespon akan meng-hasilkan ekspektasi pendapatan yang bergantung pada pola perubahan harga dari kompetitor. Mas-kapai penerbangan A akan merespon harga yang di-tetapkan oleh maskapai penerbangan B. Penelitian ini akan memberikan rekomendasi mengenai res-pon yang sebaiknya dilakukan oleh maskapai A apabila terjadi perubahan harga yang ditetapkan kompetitor (maskapai B) sedemikian, hingga dapat memaksimalkan ekspektasi pendapatan maskapai A. Berdasarkan hasil percobaan numerik diperoleh kesimpulan bahwa maskapai penerbangan A baik sebagai follower maupun sebagai perespon terhadap competitor (maskapai penerbangan B) akan mem-peroleh ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi jika menggunakan strategi increasing price (P4-P3-P2-P1). Selain itu, priode pembukaan kelas harga dan tingkat kedatangan calon penumpang mempenga-ruhi ekspektasi pendapatan yang dihasilkan.

Daftar Pustaka
1. Bazargan, M., Airlines Operations and Schedul-ing 2nd Edition, Embry-Riddle Aeronautical University, USA: Ashgate, 2010.
2. Chatwin R. E., Optimal Dynamic Pricing of Perishable Products with Stochastic Demand and a Finite Set of Prices, European Journal of Operational Research, 125, 2000, pp. 149–174.
3. Feng Y, and Xiao B., A Continuous-time Yield Management Model with Multiple Prices and Reversible Price Changes, Management Science, 46(5), 2000, pp. 644–657.
4. Gallego G, and van Ryzin G J., A Multi-product, Multi-resource Pricing Problem and Its Appli-cations to Network Yield Management, Opera-tions Research, 45(1), 1997, pp. 24–41.
5. Lin K. Y., A Sequential Dynamic Pricing Model and Its Application, Naval Research Logistics, 51(4), 2004, pp. 501-521.
6. Luo, Li., and Peng, Ji-Hua, Dynamic Pricing Model for Airline Revenue Management under Competition, Systems Engineering - Theory & Practice, 27(11), 2007, pp. 15–25.
7. Lin, K. Y., Soheil, Y., and Sibdari., Dynamic Pricing Competition with Discrete Customer Choices, European Journal of Operational Research, 197, 2009, pp. 969-980.
8. Mart, V., and Tallury, K. T., Dynamic Price Competition with Fixed Capacities, IESE Busi-ness School, Av. Barcelona, Final Project, 2010.
9. Park, Changkyu and Seo, Junyong, Seat Inven-tory Control for Sequential Multiple Flights with Customer Choice Behavior, Computers & Indus-trial Engineering, 61, 2011, pp. 1189–1199.
10. Putri, R. D. A., and Rusdiansyah, A., Compa-rison Analysis of Time and Seat Inventory-based Decisions in Joint Dynamic Pricing for Two Parallel Flights Considering Overbookings, Cancellation, and No-show passengers. Proceed-ing of APIEMS Conference 2012, Phuket-Thailand.
11. Rusdiansyah A., Mariana D., Pradhana H., and Wessiani N., Model of Dynamic Pricing for Two Paralel Flight with Multiple Fare Classes Based on Passanger Choice Behavior, Jurnal Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Sura-baya, 12(1), 2010, pp. 9-16.
12. Rusdiansyah, A., Pradhana, H., and Wessiani, P., Joint Dynamic Pricing Model for Two Paral-lel Flights Considering Overbooking, Cancella-tions, and No-show Customers, Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 9, 2011, pp. 2113-2128.
13. Tallury, K. T., and van Ryzin, G., The Theory and Practice of Revenue Management, Kluwer Academic Publisher, Boston, 2004.
14. Tallury, K. T., and van Ryzin, Revenue Manage-ment under a General Discrete Choice Model of Consumer Behavior, Management Science, 50(1), 2004, pp. 15-33.
15. Xiao, Y. B., Chen, J., and Liu, X. L., Joint Dynamic Pricing for Two Paralel Flight Based on Passenger Choice Behavior, System Engi-neering Theory & Practice, 28, 2008, pp. 46-55.
16. Zhao, W.,and Zheng Y. S., Optimal Dynamic Pricing for Perishable Assets with Non-homoge-neous Demand, Management Science, 46, 2000, pp. 375–388.

Wednesday, 26 November 2014

PENYAKIT


KANKER SERVIKS


Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.
Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.

GEJALA

Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks, antara lain: perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah.

PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun. Sayangnya, Vaksinasi HPV terbilang mahal setidaknya untuk negara berkembang. Penyakit ini bisa menular dengan cara mencuci pakaian yang sudah kotor karena pada pakaian tersebut mengandung virus dari orang lain jika yang sudah mengalami penyakit kanker serviks.

PENGOBATAN KANKER SERVIKS KONVENSIONAL

Bila Anda divonis terkena kanker serviks, jangan takut, berikut beberapa pilihan terbaik pengobatan kanker serviks yang tersedia saat ini, secara medis maupun alternatif. Faktanya, kanker serviks bisa disembuhkan dengan pengobatan dan perawatan yang benar.
Sampai saat ini, metode utama pengobatan kanker serviks konvensional, masih bertumpu pada metode operasi dan radioterapi. Pasien kanker serviks biasanya akan disodorkan pada pilihan operasi guna membersihkan lesi kanker dalam serviks.

Pada kasus-kasus tertentu, terutama pada kasus stadium lanjut, pengobatan akan dilanjutkan dengan radioterapi guna memastikan bahwa tidak ada sel kanker yang tersisa dalam tubuh. Efek samping yang dapat timbul pasca menjalani metode-metode tersebut, bisa jadi berupa resiko infeksi, gangguan fungsi buang air kecil akibat infeksi kandung kemih, dll. Tentu saja, proses pemulihan pada pasien kanker serviks yang menjalani metode pengobatan konvensional ini akan lebih panjang. Beruntung bagi mereka yang dapat mencicipi teknologi terbaru pengobatan kanker serviks berupa cyrosurgial therapy dan penanaman radiopartikel, dimana bentuk terapi ini dirancang guna membasmi kanker tanpa mengorbankan kualitas hidup pasien. Sayangnya, biaya yang harus Anda persiapkan guna mendapatkan bentuk terapi ini relatif besar, tempatnya pun berada di luar negeri.

SUMBER LINK : 
http://bidanku.com/kanker-serviks-ciri-ciri-penyebab-dan-pencegahan-kanker-serviks
http://www.deherba.com/pengobatan-kanker-serviks.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_leher_rahim

HERNIA


PENYAKIT HERNIA

Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
·         hernia bawaan (kongenital)
·         hernia yang didapat (akuisita)
Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi
·         hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut).
·         inguinal
·         umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
·         femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.
Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia
·         reponibel ; bila isi hernia dapat keluar masuk dalam waktu yang singkat.
·         hernia irreponibel ; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga
·         strangulata : bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah
·         incarserata : terdapat tanda obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin dan terdapat nyeri
·         hernia akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut.
Semua Hernia perlu operasi, Hernia Reponible yang tergolong ringan juga harus dioperasi, tetapi dapat dijadwalkan, sedangkan Hernia jenis lainnya harus segera dioperasi, karena dikhawatirkan akan/sudah menekan pembuluh darah, syaraf atau jaringan lainnya, sehingga dapat mengakibatkan matinya/terganggunya organ tertentu. Sekarang ini operasi banyak disertai pemasangan Mesh/Jaring untuk memperkuat otot, walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa Hernia tidak muncul kembali terutama bila Faktor Penyebabnya tidak dihilangkan.

Setiap kegiatan yang meningkatkan tekanan di dalam perut bisa memperburuk kondisi hernia. Ciri-ciri yang timbul dari hernia ini bermacam-macam tergantung dari kondisinya, berikut ini ciri-cirinya:

1. Timbul nyeri di daerah perut bagian bawah
2. Rasa sakit atau nyeri ini akan sangat terasa ketika ada tekanan di dalam perut seperti saat batuk, mengejan atau mengangkat beban yang berat
3. Muncul benjolan di daerah selangkangan atau daerah perut, benjolan ini akan meningkat ukurannya ketika berdiri atau tekanan perut meningkat
4. Pada beberapa kasus timbul tonjolan tanpa disertai dengan rasa sakit yang jika terus dibiarkan bisa membuat hernia masuk ke dalam skrotum
5. Terkadang muncul rasa sakit yang disertai dengan demam
6. Jika usus sudah terjebak atau terjepit dalam jangka waktu lama bisa mengalami kerusakan yang ditandai dengan mual dan muntah
7. Timbul nyeri yang selalu hadir diikuti dengan gejala gangguan pencernaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Hernia

RUANG LINGKUP DAN PERKEMBANGAN ILMU KIMIA

Ilmu kimia tergolong ilmu pengetahuan alam yang secara khusus mempelajari perubahan materi, baik perubahan secara kimia maupun perubahan secara fisika. Untuk memahami perubahan materi, dapat dikaji berdasarkan perubahan energi yang menyertainya dan diperlukan teori yang disebut termodinamika kimia, yang diturunkan dari hukum-hukum mekanika.

Kajian ilmu kimia :
1)    Perubahaan materi merupakan  gejala alam yang perlu dipahami. 

2)    Perubahaan materi selalu disertai dengan perubahaan energi dalam bentuk kalor.

3)    Pemahaman proses perubahaan materi diperlukan teori yang disebut kinetika kimia.

4)    Pembelajaran bagaimana partikel-partikel berukuran sangat kecil bergabung membentuk suatu materi sangat besar

Metode Ilmiah :

Metode ilmiah adalah metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah dan rasional untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang muncul dalam pikiran kita. Dalam bentuk yang paling sederhana, metode ilmiah terdiri atas tahap-tahap operasional berikut.

1.Pengamatan atau Observasi.
Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif 

2. Mencari Pola Hasil Pengamatan.
Proses ini sering melahirkan rumusan berupa hukum alam. 

3. Perumusan Teori.
Suatu teori terdiri atas sejumlah asumsi sebagai pijakan untuk menerangkan perilaku materi yang diamati. 

4. Pengujian Teori.
Secara ideal, teori dalam ilmu pengetahuan alam harus selalu dikoreksi dan dikaji terus-menerus sebab teori merupakan gagasan manusia untuk menerangkan perilaku alam yang diamati berdasarkan pengalamannya.

5. Eksperimen dan Pengukuran
Perkembangan ilmu kimia mempunyai dua landasan, yaitu kajian teoretis dan kajian empiris. 
Proses-proses kimia memiliki dampak negatif terhadap kualitas lingkungan, seperti pembakaran minyak bumi menimbulkan pencemaran terhadap udara. 

 Sejarah Ilmu Kimia :

1)    Perkembangan ilmu kimia diawali sejak abad ke 5 SM. yang berasal dari Alexandria dari Mesir dan berkembang ke Cina. Saat itu para ahli di Cina menghasilkan bubuk mesiu yang berguna sampai sekarang.

2)    Serangkaian penemuan ilmiah berhubungan dengan pembakaran, dan dianggap sebagai titik awal lahirnya kimia modern.

3)    Perkembangan ilmu kimia terkini adalah bagaimana mengembangkan proses-proses kimia dan bahan materi yang bermanfaat bagi umat manusia.


TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah sikap yang wajib, menanggung segala sesuatu keputusan yang telah kita ambil. Tanggung hawab harus disadari oleh masing masing individu. Tanggung jawab terbagi menjadi beberapa jenis. Tanggung jawab terhadap Tuhan, tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada bangsa dan negara, dan masih banyak lagi.

Saya sendiri terkadang masih kurang bertanggung jawab. Setiap tindakan yang sudah atau akan saya ambil pasti mempunyai resiko yang harua kita pertanggung jawabkan. Seperti contoh kecilnya adalah dalam melaksanakan sholat 5waktu. Jujur saya sendiri terkadang masih suka meninggalkan sholat, padahal saya mengetahui bahwa sholat ada kewajiban setiap umat muslim. Pertanggung jawaban yang akan saya terima nanti ketika saya berada di akhirat.

Untuk mempunyai rasa tanggung jawab marilah kita biasakan sejak dini. Agar tanggung jawab dapat melekat pada diri kita

DISIPLIN

DISIPLIN

Disiplin  adalah sikap yang sangat penting. Sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu. Sikap disiplin didalam diri akan membuat kita bertanggung jawab. Dengan kedisiplinan dan ketekunan apa yang kita inginkan akan dapatdiperoleh. Disiplin sebaiknya terapkan sejak dini hari agar ketika beranjak dewasa kita akan terbiasa. 

Dalam kehidupan sehari-hari sikap disiplin bisa dicontohkan dengan mematuhi peraturan lalu lintas. Apabila sedang lampu merah sebaiknya berenti walaupun dari arah yang berlawanan sepi. Selain itu apabila sedang ujianbdari dosen kerjakan bersikaplah disiplin tidak mencontek, melihat kanan kiri.

Terkadang memang saya belum 100% menerapkan sikap disiplin, namu saya selalu berusaha untuk disiplin.



BAHAYA PEPTISIDA

Bahaya Peptisida di dalam sayuran

Peptisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Peptisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang pertanian dan kesehatan. Peptisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama secara luas, sedangkan sida berasa dari kata “caedo” yang berarti membunuh. Penggunaan peptisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan akan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Jenis-jenis peptisida

1)   Herbisida
2)  Algisida atau algasida
3)  Avisida
4)  Bakterisida
5)  Fungisida
6)  Insektisida
7)  Mitisida atau akarisida
8)  Molluskisida
9)  Nematisida
10) Rodentisida
11)  Virusida

Bahan makan yang kita makan, terutama buah dan sayuran segar, mengandung residu peptisida. Walau tidak secara langsung, bahaya yang ditimbulkan berdampak jangka panjang, seperti kanker, tumor dan penyakit kronis lainnya.

Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat peptisida:

1)  Diabetes
Beberapa ilmuwan melihat hubungan antara peptisida dengan diabetes. Sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan jurnal Diabetes care menemukan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan terdapat peptisida organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.

2)  Kanker
Lebih dari 260 peptisida terbukti berkaitan dengan berbagai jenis kanker seperti limfoma, leukemia, kanker otak, kanker payudara, dll.

3)  Obesitas
Beberapa jenis peptisida berfungsi sebagai pengganggu hormone. Artinya, peptisida bertindak seperti hormone palsu dalam tubuh. Hormone ini memblokir jalur komunikasi hormone yang penting bagi tubuh atau mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur pengeluaran hormone yang sehat.


Berikut adalah buah dan sayur yang rentan tercemar peptisida :

1) Stroberi
Stroberi adalah buah yang tumbuh dekat dengan tanah, tempat dimana serangga hidup, oleh karena itu petani menggunakan peptisida untuk membasmi serangga tersebut.

2)  Seledri
Sledri membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk tumbuh sehingga seledri akan terkena peptisida dalam periode yang lama.
3)  Bayam
Karena daunnya tumbuh diatas tanah, bayam memiliki banyak permukaan terbuka yang akan disemprot oleh peptisida.
4)  Kentang
Merupakan salah satu tanaman yang rentan terkena peptisida meskipun kentang berada didalam tanah.

Bersikaplah cermat dalam memilih buah dan sayuran. Sayuran yang memiliki daun yang dimakan ulat justru lebih baik ketimbang sayuran yang segar tnpa sedikit pun bekas gigitan ulat.


SUMBER LINK :

Tuesday, 25 November 2014

RINGKASAN JURNAL

PENGARUH MASSA ORGANOFOSFAT HIDROLASE DAN LUAS ELEKTRODA TERHADAP KINERJA BIOSENSOR KONDUKTOMETRI UNTUK MENDETEKSI RESIDU PEPTISIDA KLORPIRIFOS DAN PROFENOFOS BERBASIS SPCE-KITOSAN

ABSTRAK
          Batas maksimum residu (BMR) dari profenofos dan klorpirifos pada buah-buahan dan sayuran yaitu berturut-turut 0.05-0.5 mg/kg. Dan 0.05-0.1 mg/kg. Tujuan dari penelitian adalah pembuatan biosensor untuk mendeteksi profenosos dan klorpirifos. Luas elektroda dioptimalisasi pada luas 3,5 dan 7. Biosensor dievaluasi mengunakan larutan profenofos dan klopirifos pada konsentrasi 0-0.1 ppm dalam buffer tris-asetat pada pH 8.5. hasil penelitian menunjukan biosensor dengan OPH 177µg. Menunjukkan kinerja yang lebih baik. Kepekaan biosensor lebih tinggi ditunjukkan oleh biosensor dengan luas elektroda 5mm2 dengan kepekaan 93µS/ppm dan 174µS/ppm berturut-turut untuk klorpirifos dan profenosos. Limit deteksi yang didapatkan adalah 0.05ppm untuk klorpirifos dan 0.04 ppm untuk profenofos.

PENDAHULUAN
          Penggunaan pestisida contohnya klorpirifos dan profenofos sebagai  senyawa kimia utnuk mengendalikan serangga atau hama pada hasil pertanian khususnya sayuran dan buah-buahan dapat meninggalkan residu yang dapat membahayakan kesehatan. Standard nasional Indonesia (SNI) menetapkan batas maksimum residu (BMR) pestisida pada hasil pertanian, yaitu 0.05mg/kg-0.5mg/kg untyk residu profenofos dan 0.05mg/kg-0.1mg/kg untuk residu klopirifos. Utnuk mengontrol kadar pestisida dalam sayuran dan buah-buahan dibutuhkan metode standard yang digunakan untuk menentukan kadar pestisida yaitu metode kromatografi gas (GC) dan kromatografi cair tekanan tinggi (KCKT). Kinerja biosensor secara umum dipengaruhi oleh pH, massa enzim, metode amobilisasi, dan luas elektroda kerja. 


METODA PENELITIAN
Bahan dan alat :

Bahan :
1. Enzim organofosfat hidrolase dengan konsentrasi 5666µg/mL (massa 142µg) dan 7089µg/mL (massa             177µg) hasil isolasi dari bakteri Pseudomonas putida
2. Pestisida organofosfat (curacron) dan klorpirifos (dursban)
3. Padatan tris (hidroksimetil) aminometan
4. Kitosan
5. Larutan asam asetat glacial 99,7%
6. Larutan glutaraldehid 25%

Alat :
1. Peralatan gelas umum
2. pH meter (Schoot-Gerate tipe cg 820)
3. Neraca analitik (Ohaus)
4. Magnetic stirrer
5. Diazinon meter
6. Oven (Memmert)
7. Pipet mikro (Accumax pro)
8. Microplate
9. Refrigenator
10. Elektroda Screen Printed Carbon (SPCE) dengan luas 3mm2, 5mm2, dan 7mm2

PROSEDUR
Amobilisasi Oraganosfosfat Hidrolase :
          Screen Printed Carbon Electrode dibaut dengan luas permukaan (1x3)mm2 ; (1x5)mm2 dan (1x7)mm2. Kemudian, sebanyak 10µL larutan kitosan dilapiskan pada masing-masing elektroda dan keringkan selama ±30menit pada temperature kira-kira 50®c. Setelah kering, elektroda dilapisi dengan enzim organofosfat hidrolase dengan konsentrasi 5666μg/mL sebanyak 25 μL(142μg) dan glutaraldehid 0,5% sebanyak 10 μL, lalu dikeringkan dalam refrigerator selama 24 jam. Dilakukan tahapan yang sama untuk enzim organofosfat hidrolase dengan konsentrasi 7089 μg/mL (177μg).


Biosensor Pengukuran dan Optimasi Konduktometri Organofosfat :
          Elektroda karbon yang tidak dilapisi dengan kitosan, enzim Organofosfat hidrolase, dan glutaraldehid 0,5% dihubungan pada kutub positif biosensor konduktometer. Selanjutnya elektroda kerja enzim OPH 142 μg dengan luas permukaan (1 x 3) mm2 dihubungkan pada kutub negative biosensor konduktometer. Jarak antar elektroda diatur kurang lebih 0,1 cm. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam masing-masing konsentrasi larutan uji profenofos dan klorpirifos secara bergantian. Diukur daya hantar masing-masing larutan uji organofosfat menggunakan biosensor konduktometer. Pengukuran ini dicatat setiap 10 detik (selama 1siklus). Pengukuran diulang masing-masing 5 kali dengan elektroda baru. Lalu dibuat kurva hubungan daya hantar terhadap konsentrasi organofosfat. Dilakukan prosedur yang sama untuk luas permukaan elektroda lainnya dan enzim dengan massa 177 μg.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Massa Organofosfat hidrolase terhadap Kinerja Biosensor Konduktometri :
        OPH yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil isolasi dari bakteri Pseudomonas putida yang difraksinasi menggunakan ammonium sulfat. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh massa enzim, dapat disimpulkan bahwa kinerja biosensor dipengaruhi massa enzim yang teramobilkan.

Pengaruh Luas Permukaan Elektroda terhadap Kinerja Biosensor Konduktometri :
          Berdasarkan data dari penentuan pengaruh massa enzim OPH terhadap kinerja enzim, kepekaan yang dihasilkan biosensor masih relatif kecil. Pada teori hubungan antara daya hantar dan luas permukaan bahwa luas permukaan elektroda berbanding lurus dengan daya hantar.

Karakterisasi Biosensor Konduktometri Organofosfat :
          Data daya hantar yang ditunjukkan, digunakan untuk menetukan batas deteksi dari biosensor konduktometer. Berdasarkan hasil optimalisasi tersebut, didapatkan biosensor konduktometri organofosfat dengan batas deteksi yaitu 0,04 ppm untuk profenofos dan 0,05 ppm untuk klorpirifos, dengan kepekaan dari masing-masing yaitu 93 μS/ppm dan 174μS/ppm.

KESIMPULAN
          Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, massa enzim OPH dan luas elektroda berpengaruh terhadap kinerja biosensor konduktometri. Hasil penelitian menunjukkan kinerja biosensor optimum dihasilkan oleh massa enzim sebanyak 177 μg dengan luas biosensor sebesar 5 mm2 . Biosensor konduktometri dapat digunakan untuk mendeteksi organofosfat klorpirifos dan profenofos pada kisaran konsentrasi 0-0,1 ppm dengan kepekaan untuk masing-masing organofosfat berturut-turut 93 μS/ppm dan 174 μS/ppm. Batas deteksi yang didapatkan untuk klorpirifos yaitu 0,05 ppm dan untuk profenofos yaitu 0,04 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

1.   Atmawidjaja, Sudana., Daryono H. Tjahjono Dan Rudiyanto, 2004, Pengaruh Perlakuan Terhadap               Kadar Residu Pestisida Metidation Pada Tomat, Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. Xxix, No. 2
2.   Badan Standarisasi Nasional, 2008, Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian, Badan             Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta.312
3.   Azis, Thamrin., 2012, Desain Dan Karakterisasi Biosensor Berbasis ImmobilisasiEnzim Untuk Analisis         Residu Pestisida Diazinon Dalam Tanaman Kubis (Brassica Oleracea), Paradigma, Vol 16 No.1
4.  Zein, Rahmiana., Nurhamidah, Edison Munaf, Dan Hamzar Suyani, 2011, Penentuan Imidakloprid,              Profenofos Dan Deltametrin Sebagai Residu Pestisida Pada Buah Cabe Secara Kromatografi Cair                Kinerja    Tinggi, Universitas Andalas, Padang.
5.  Muflihah, 2004 Analisis Residu Diazinon Dan Klorpirifos Menggunakan Kromatografi Gas Tesis.                  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
6.  Paliwal, S, 2008. Development of Enzyme Based Biosensor for the Detection of Organophosphate               Neurotoxins. Disertasi Materials engineering, Auburn University, Auburn.
7.  Eggins, B., 2002, Chemical Sensors and Biosensors, John Wiley & Sons, Chichester.
8.  Prayoga, Indrajid, 2013, Pembuatan Dan Karakterisasi Biosensor Diazinon Menggunakan Organofosfat        Hidrolase Yang Diamobilkan Pada Spce Yang Dimodifikasi Dengan Bsa-Glutaraldehida, Tesis, Jurusan        Kimia Universitas Brawijaya, Malang.
9.  Prayoga, I., 2012, Pengaruh Konsentrasi Glutaraldehida yang Ditambahkan pada Membran Kitosan             Terhadap Kinerja Biosensor Konduktometri Diazinon, Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.
10. Palmer, T., 1991, Understanding Enzymes 3rd Edition, Ellis Horwood Ltd., English.
11. Monica, Athitya D.N., 2007, Studi Aktivitas Spesifik Selulase dari Lactobacillus Collinoides yang                dimurnikan dengan Pengendapan Bertingkat Amonium Sulfat, Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.
12. Isvani, N.K., 2013, Pembuatan Biosensor Diazinon Menggunakn Alkaline Fosfatas di Permukaan               Screen Printed Carbon Electrode (SPCE)-Kitosan, Skripsi, Jurusan Kimia Universitas Brawijaya, Malang